cara allah menegur hambanya

Bersyukurlahpada Allah bila hati kita masih kerap mencela diri atas kemaksiatan yang dilakukan . Sebab itu adalah tanda bahwa kita m CaraAllah Menegur Hamba-Nya berdasar Surah Asy-Syams Al-Quran diturunkan sebagai pedoman bagi manusia agar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan tujuan penciptaan. Salah satu surah yang terdapat pada juz terakhir adalah Asy-Syams yang Sederhanamemang, tapi penuh makna. Banyak cara Allah mencintai hamba-Nya. Banyak cara Allah untuk mengingatkan hamba-Nya untuk mendekati-Nya. Banyak cara indah Allah untuk menegur hamba-Nya agar tidak terlalu jauh terjebak dalam kelalaian. Pertanyaannya sekarang, apakah kita cukup peka untuk memakainya? Cara indah Allah mengingatkan hamba-Nya Berikutini adalah tujuh tanda Allah SWT ridha terhadap hamba-Nya. Pertama, merasa mudah dalam mengerjakan berbagai hal yang diperintahkan Allah SWT sehingga Allah SWT memudahkannya dalam menerima berbagai bentuk kebaikan. Kedua, seorang Muslim jika ditimpa musibah atau malapetaka, maka dia tetap tenang dan bersabar melalui masalah yang dihadapi. Seolahingin menemani hamba-Nya yang sengaja membuka matanya untuk bertemu Rabbnya. Mengelus lembut hamba-Nya yang yang rela mengurangi waktu tidurnya, sembari berkata lirih, "Mohon ampunlah kepada-Ku, maka akan Aku ampuni kesalahanmu. Mintalah hanya kepada-Ku, maka akan Aku beri." Maka, siapa yang tidak sangat merugi ketika Allah ambil nikmat itu? Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Fe. Tidak dinafikan, penyakit anxiety atau kemurungan semakin melanda masayarakat kita tidak kira golongan muda atau tua. Penyakit ini semakin membimbangkan kerana boleh menyebabkan pesakitnya mengalami masalah dengan diri sendiri. Selain mendapatkan rawatan di hospital, pesakit juga boleh menggunakan cara melalui Islam yag dibenarkan. Terdapat beberapa ayat al-Quran yang boleh diamalkan untuk mengatasi masalah kemurungan ini. Perkongsian menulis thread di laman sosial twitter seorang pengguna menggunakan nama memberitahu Allah menegur kita secara lembut. **media[100357]** Ayat 1 Wad duhaaSabarlah sahabatku, kita semua akan masuk ke syurga Allah, insya-Allah’ Bukankah ini kata-kata yang cukup indah yang perlu kita tuturkan pada seseorang yang tertekan jiwanya. Yang merasa sakit dalam hatinya. – Demi waktu dhuha ketika matahari naik setinggi galah Sebab itu, perkara pertama yang perlu anda beritahu pada seseorang yang alami tekanan emosi atau depresi adalah "Bangun! Lihatlah matahari. Hidup ini tak selamanya hancur dan kelam” Di luar sana ada matahari yang memancarkan cahayanya yang sangat indah. Ayat 2 Wal laili iza sajaa – Dan demi malam apabila telah sunyi Seorang yang alami depresi atau tekanan emosi adalah mereka ini akan berjaga malam. Mereka tidur di siang hari dan berjaga di malam hari. Ayat 3 Ma wad da’aka rabbuka wa ma qalaa’ – Tuhanmu tidak meninggalkanmu Muhammad dan tidak pula membencimu Allah tidak membenci Muhammad, apatah lagi melupakannya. Samalah halnya dengan kamu, wahai jiwa-jiwa yang tertekan Allah tidak sesekali membencimu. Dan Allah tidak sesekali melupakanmu. Ayat 4 Wa lal aakhiratukhairul laka minal-oola’ – Sesungguhnya kesudahan itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan. Apa yang bakal mendatangi mu adalah jauh lebih baik dengan apa yang sedang kamu alami sekarang. Ayat 5 Wa la sawfa y’uteeka rabbuka fatarda’ – Dan sesungguhnya, Tuhanmu pasti memberikan kurnia-Nya kepadamu, sehingga engkau redha – berpuas hati Katakan ini pada mereka yang depresi “Sedikit masa lagi wahai kaum Muslimin, Allah akan memberikan syurgaNya insya-Allah dan memberi bahagia buat kita.’ Sabarlah untuk sedikit masa lagi, Allah akan memberi kemenangan untuk semua kesukaran ini dan membuatkan kita merasa bahagia gembira.’ Inilah janji Allah dan akan tertunailah sabarlah untuk sedikit masa lagi.’ Dan Allah memberi sebab untuk kita percayakan semua janjinya itu. Inilah firman Allah? Ayat 6 Alam ya jidka yateema Fa aawaa’ – Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Tanyakah dirimu, tidakkah pernah kamu berasa sakit-sakit? Tidakkah kamu pernah menjadi anak kecil, yang mana Allah melindungi dan menjagamu ketika usia itu? Ayat 7 Wa wa jadaka daal lan fahada – Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kebingungan, lalu dia memberikan petunjuk. Bukankah kita juga sentiasa dalam kebingungan sebelum kita menemui jalan keluar? Saya tahu saya tidak solat. Saya tidak pernah kenal agama. Dan Allah melihat saya dalam kebingungan lalu membantu saya. Samalah halnya dengan kamu, tidakkah kamu dalam kebingungan dan Allah membantumu. Ayat 8 Wa wa jadaka aa-ilan fa aghnaa’ – Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Berapa ramai dari kalangan kita dalam peliharaan Tuhannya. Allah memelihara keluarga kita ketika saat sukar mereka. Dan dalam ayat seterusnya, Allah berikan kamu dengan lebih banyak lagi sebab. Kepada Rasulullah dan juga kita. Mengingatkan kita berulang-ulang kali. Kenapa kita harus meyakini setiap peringatanNya ini. Janjinya itu benar. Jadi kepada anda yang alami tekanan. inilah cara terbaik untuk menasihati mereka. Beritahulah kisah-kisah terdahulu yang telah berlaku. Dan berikan sebab untuk mereka meyakini yang janji Allah itu benar, sama seperti yang pernah Allah membenarinya pada masa terdahulu. Kemudian Allah memberikan kamu penawat untuk merawat tekanan emosi itu. Apakah ubat yang Allah turunkan ini? Ianya adalah mendidik hati agar mengingati kesukaran orang lain yang jauh lebih susah daripada kita. Ayat 9 Fa am mal yateema falaa taqhar’ – Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenangnya Ayat 10 Wa am mas saa-ila fala tanhar’ – Dan orang yang meminta-minta, janganlah engkau mengherdiknya Yang pertama adalah anak yatim, yang kedua adalah pengemis. Ingatlah bahawa anak-anak yatim ini mereka tiada siapa yang menjaga. Sedangkan kamu mempunyai mak ayah untuk menjagamu. Kamu ada keluarga untuk menjagamu. Malah kamu punya satu tempat yang kamu panggil rumah. Anak yatim tak punya siapa-siapa. Pengemis pula tak punya makanan, sebaliknya dia minta makanan daripada kamu. Mereka tidur dalam kelaparan setiap hari. Lihat kamu, Allah masih memberikan kamu makanan. Berapa ramai dari kalangan kita yg pernah tidur dlm kelaparan? Subhanallah.. Jadi Allah beritahu kita yang penawar untuk merawat hati yang sakit itu adalah untuk melihat kembali kesusahan orang lain Seandainya semua itu telah dilakukan tetapi perasaan kamu masih terasa jauh daripada Allah, bacalah firman Allah ini. Ayat 11 Wa amma bi ne’mati rabbika fahad dith – Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan dengan bersyukur Allah kurnikan kita dengan kenikmatan yang tidak terhingga. Ucapkanlah Alhamdulillah untuk mata ini, Alhamdulillah untuk tangan ini, Alhamdulillah untuk mulut ini, Alhamdulillah untuk hati ini. Perhatikan ini, jika Allah tak sayang kenapa Allah masih menghidupkan kita? Jika allah tak sayang kita kenapa allah berikan kita rezeki setiap minit dalam kehidupan kita. Jika allah tak cintakan kita kenapa kita masih ada di sini hari ini. Fikirlah sedalam-dalamnya. Semoga perkongsian kami hari ini dapat manfaat kepada korang semua. Mohon share kepada kawan-kawan yang memerlukan kekuatan. Dan moga terus kuat dalam menempuh kehidupan Beberapa bulan ini kehidupan memang rasanya terlalu hectic hingga tak lagi sadar bahwa terkadang aku juga butuh untuk berbincang ringan, menuliskan hal-hal yang semoga saja bisa menjadi motivasi bagi diriku dan untuk teman-teman juga. Kali ini aku akan berkisah mengenai cara Allah menegur kita. Dalam beberapa bulan ini pula aku belajar untuk mengikhlaskan sesuatu. Yah, hidup memang penuh dengan kejutan-kejutan yang bahkan mungkin tak pernah terpikirkan oleh kita sebelumnya. Hal-hal yang saat ini masih bisa kita nikmati, bisa saja beberapa jam lagi sudah hilang tak berbekas. Sudah menjadi hal lumrah bagi manusia untuk mengeluh. Manusia akan selalu merasa kurang kurang kaya, kurang cantik, kurang tinggi, kurang diperhatikan, kurang ini, kurang itu, dan masih banyak lagi. Meski sudah terlalu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita, akan terus ada keinginan untuk selalu meminta lebih dalam banyak hal. Rezeki yang diberikan Allah tak terhingga banyaknya. Kita diberikan kesehatan. Kita diberikan cukup rezeki untuk kehidupan sehari-hari. Kita masih diberikan kesempatan untuk hidup dan mencapai cita-cita. Kita masih diberi kesempatan untuk menjelajahi bumi-Nya. Makanan selalu tersedia, ada rumah untuk berteduh, ada job untuk dikerjakan, dan ada keluarga yang senantiasa menanti kita pulang dengan sabar. Walau pun mungkin lauk yang ada tidak sama dengan lauk yang kita inginkan. Walau pun deretan deadline memaksa kita lembur tanpa kenal waktu istirahat. Namun keluhan demi keluhan terus terlontar karena pastinya akan ada beberapa hal yang belum sesuai dengan keinginan, bisa dalam bentuk apa pun. Hingga suatu hari penyakit datang menimpa. Awalnya hanya demam biasa kemudian berangsur-angsur penyakit tersebut semakin bertambah berat. Kita akan bertanya-tanya, mengapa harus kita yang diberikan penyakit itu? Mengapa memilih kita yang diberikan penyakit ini, ya Allah? Kita lupa bahwa itulah cara Allah menegur kita. Bisa jadi kita sudah membelot dan berpaling dari-Nya. Sakit itu memang sebagai penggugur dosa dan juga salah satu cara Allah menegur hambanya. Akan tetapi, tetap ada syarat dan ketentuan di baliknya yang harus kita pahami terlebih dahulu. Jika kita pasrah kepada Allah dan kembali kepada-Nya, niscaya akan ada obat untuk penyakit tersebut. Karena sesungguhnya semua penyakit ada obatnya, kecuali kematian. Atau bisa jadi kita terlalu egois dan kurang bersyukur, hingga Allah mengambil kembali hal-hal yang ia titipkan kepada kita. Harta kekayaan, dan keluarga misalnya. Bisa jadi selama ini kita terlalu fokus mencari rezeki hingga kita melupakan-Nya. Kita kehilangan beberapa hal yang paling berharga, hal-hal yang selama ini dijaga dengan segenap jiwa. Coba diingat-ingat terlebih dahulu, bisa jadi kita terlewat untuk menyedekahkan uang yang dipunyai. Padahal pada setiap harta yang kita miliki, termasuk juga di dalamnya hak orang miskin. Atau bisa jadi, kita terlalu kikir dan memiliki hutang namun belum sempat dibayarkan. Selain sakit dan kehilangan, ada banyak cara Allah menegur kita. Oleh karena itu, marilah introspeksi diri kita masing-masing dan dekatkan diri kepada-Nya. Jangan lupa pula untuk senantiasa bersyukur. Yakinlah, Allah menyayangi semua hambanya, hingga ada banyak cara yang Allah gunakan untuk menegur segala tingkah laku kita di dunia fana ini. loading...Saat Allah SWT mulai menegur hamba-Nya, itu merupakan momen terbaik bagi seorang hamba karena menunjukkan cinta dan kasih sayang Allah SWT. Foto ilustrasi/ist Saat Allah Subhanahu wa Ta'ala mulai menegur hamba-Nya , itulah momen terbaik hamba. Teguran itu berarti bahwa Allah menunjukkan cinta dan kasih sayang-Nya. Seorang hamba yang berbuat salah kepada Allah, kemudian ditegur dari perbuatan salahnya Allah tunjukkan kesalahannya, agar hamba bertaubat dan kembali pada jalan kebenaran. Teguran ada beberapa arti. Bisa berupa sapaan, mencela, atau menasehati dan memperingatkan. Kalau arti teguran dari Allah , sudah jelas itu berarti ada nasehat dari langit yang disampaikan kepada hamba-Nya. Teguran juga merupakan peringatan dari Allah agar seorang hamba jangan makin jauh terjerumus dalam dosa, harus cepat kembali ke jalur taubat lalu hidup dalam ketaatan. Dari Anas bin Malik, Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” HR. Tirmidzi.Baca Juga Ketika Nabi Yusuf dan Nabi Musa Ditegur Allah, Inilah HikmahnyaMenurut ustad dari kajian Manhaj Salaf Muhammad Abduh Tuasikal dalam kajiannya menyebutkan, jadi teguran dari Allah adalah tanda cinta dari-Nya. Dengan cara Dia memberikan ujian dan musibah. Jika bukan karena musibah atau ujian, tentulah akan banyak mata yang enggan menangis, hati yang enggan rendah hati, tangan yang enggan menengadah ke atas, bibir yang enggan Istighfar, kening yang enggan bersujud dan hidup yang terus hadis Anas bin Malik, beliaushallallahu alaihi wa sallambersabda “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” HR. Ibnu Majah.Terkadang perut yang lapar, dompet yang kosong, tubuh yang terbaring sakit, masalah yang menimpa, musibah yang datang, seringkali dapat memberi pelajaran bermakna dalam hidup kita yang lalai. Itulah cara Allah Ta'ala menegur hamba-Nya. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. Musibah dan ujian yang berat dari segi kualitas dan kuantitas, dalam pandangan manusia. akan mendapat balasan pahala yang besar. Tanda Allah cinta dari Allah maka Dia akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang shalih- pada anaknya, “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanاَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?". "Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." QS. Al-'Ankabut 2-3.Karena mungkin saat kita berada dalam kesenangan, kemudahan, kecukupan, kita seringkali lalai dari mengingat Allah. Sehingga Allah pun menegur kita dengan musibah atau ujian. Ketika kita berada di puncak kesenangan atau kebahagiaan, maka Allah menyapa kita dengan masalah, agar kita tidak melampui batas, tidak terlalu foya-foya, tidak lalai beribadah, tidak pamer dan kita dalam kondisi sehat, maka Allah menegur kita dengan sakit, agar kita bersyukur dengan nikmat sehat, banyak memohon kesembuhan kepada Allah, belajar bersabar, tidak mudah menyia-nyiakan waktu, agar lebih menjaga pola makan dan hidup kita dalam kemudahan, kenyamanan, kecukupan, maka Allah menegur kita dengan kesusahan, agar kita tidak merasa hebat, tidak berbangga diri, agar rendah hati, banyak bersyukur dan tidak bersikap kita sibuk mengejar dunia hingga lalai untuk beribadah, maka Allah menegur kita dengan kegagalan dan kehilangan, agar kita sadar jangan berambisi dengan dunia, bahwa harta hanya titipan, bahwa dunia hanya terkadang cara Allah menegur kita, agar kita tidak melampaui batas, agar kita tidak merasa hebat, agar kita banyak bersyukur, agar kita dapat merenung, tidak sombong dan kembali kepada-Nya. Sebab dengan ujian dan musibah menjadikan kita sadar bahwa kita ini lemah dan kita bukan siapa-siapa jika tanpa Allah. Tanpa teguran dari Allah Ta'ala Yang Maha Baik maka kita akan jadi sombong dan melakukan syariat. Baca Juga Wallahu A'lam wid PendahuluanCara Allah Subhanahu Wa Ta’ala Menegur Hamba-Nya1. Melalui Kitab Suci2. Melalui Ujian3. Melalui Orang Lain4. Melalui DosaKesimpulan Pendahuluan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dia menciptakan semua makhluk di dunia termasuk manusia. Sebagai hamba Allah, kita harus selalu merendahkan diri dan taat pada-Nya. Namun, seringkali kita melupakan janji kita untuk taat kepada-Nya. Bagaimana seharusnya Allah menegur hamba-Nya? 1. Melalui Kitab Suci Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegur hamba-Nya melalui Kitab Suci – Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang memberikan petunjuk dan nasihat tentang cara hidup yang baik sebagai hamba Allah. Sebagai contoh, dalam Surat Al-Baqarah ayat 197, Allah mengingatkan kita untuk berbuat baik dalam ibadah haji. 2. Melalui Ujian Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga menegur hamba-Nya melalui ujian. Saat menghadapi ujian, kita harus merenungkan betapa mudahnya kita tersesat dari jalan-Nya. Kita harus mengambil pelajaran dari setiap ujian dan kembali merendahkan diri kepada-Nya. 3. Melalui Orang Lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga menegur hamba-Nya melalui orang-orang di sekitar kita. Kadang-kadang, orang yang kita cintai seperti keluarga, teman atau guru adalah suruhan Allah untuk mengingatkan kita kembali pada jalan yang benar. Kita harus berterima kasih karena perhatian mereka dan berusaha memperbaiki diri. 4. Melalui Dosa Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga menegur hamba-Nya melalui dosa. Ketika kita melakukan dosa, kita merasa bersalah dan merasa tidak tenang di dalam hati. Hal ini adalah teguran dari Allah agar kita kembali kepada-Nya dan memohon ampun atas dosa-dosa kita. Kesimpulan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencintai hamba-Nya dan Dia ingin kita senantiasa berada di jalan-Nya. Ketika kita tersesat, Allah menegur kita agar kita kembali pada jalan-Nya. Cara Allah menegur hamba-Nya melalui Kitab Suci, ujian, orang lain, dan dosa. Kita harus selalu merenungkan kembali janji kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berusaha menjadi hamba-Nya yang baik. Semoga kita selalu diberi hidayah dan kekuatan untuk senantiasa taat kepada-Nya. Saat Allah Subhanahu wa Ta’ala mulai menegur hamba-Nya , itulah momen terbaik hamba. Teguran itu berarti bahwa Allah menunjukkan cinta dan kasih sayang-Nya. Seorang hamba yang berbuat salah kepada Allah, kemudian ditegur dari perbuatan salahnya Allah tunjukkan kesalahannya, agar hamba bertaubat dan kembali pada jalan kebenaran. Teguran ada beberapa arti. Bisa berupa sapaan, mencela, atau menasehati dan memperingatkan. Kalau arti teguran dari Allah , sudah jelas itu berarti ada nasehat dari langit yang disampaikan kepada hamba-Nya. Teguran juga merupakan peringatan dari Allah agar seorang hamba jangan makin jauh terjerumus dalam dosa, harus cepat kembali ke jalur taubat lalu hidup dalam ketaatan. Dari Anas bin Malik, Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” HR. Tirmidzi. Baca juga Ketika Nabi Yusuf dan Nabi Musa Ditegur Allah, Inilah Hikmahnya Menurut ustad dari kajian Manhaj Salaf Muhammad Abduh Tuasikal dalam kajiannya menyebutkan, jadi teguran dari Allah adalah tanda cinta dari-Nya. Dengan cara Dia memberikan ujian dan musibah. Jika bukan karena musibah atau ujian, tentulah akan banyak mata yang enggan menangis, hati yang enggan rendah hati, tangan yang enggan menengadah ke atas, bibir yang enggan Istighfar, kening yang enggan bersujud dan hidup yang terus lalai. Sari hadis Anas bin Malik, beliaushallallahu alaihi wa sallambersabda “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” HR. Ibnu Majah. Terkadang perut yang lapar, dompet yang kosong, tubuh yang terbaring sakit, masalah yang menimpa, musibah yang datang, seringkali dapat memberi pelajaran bermakna dalam hidup kita yang lalai. Itulah cara Allah Ta’ala menegur hamba-Nya. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. Musibah dan ujian yang berat dari segi kualitas dan kuantitas, dalam pandangan manusia. akan mendapat balasan pahala yang besar. Tanda Allah cinta dari Allah maka Dia akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang shalih- pada anaknya, “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.” Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?”. “Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al-Ankabut 2-3. Karena mungkin saat kita berada dalam kesenangan, kemudahan, kecukupan, kita seringkali lalai dari mengingat Allah. Sehingga Allah pun menegur kita dengan musibah atau ujian. Ketika kita berada di puncak kesenangan atau kebahagiaan, maka Allah menyapa kita dengan masalah, agar kita tidak melampui batas, tidak terlalu foya-foya, tidak lalai beribadah, tidak pamer dan berlebihan. Ketika kita dalam kondisi sehat, maka Allah menegur kita dengan sakit, agar kita bersyukur dengan nikmat sehat, banyak memohon kesembuhan kepada Allah, belajar bersabar, tidak mudah menyia-nyiakan waktu, agar lebih menjaga pola makan dan hidup sehat. Ketika kita dalam kemudahan, kenyamanan, kecukupan, maka Allah menegur kita dengan kesusahan, agar kita tidak merasa hebat, tidak berbangga diri, agar rendah hati, banyak bersyukur dan tidak bersikap sombong. Ketika kita sibuk mengejar dunia hingga lalai untuk beribadah, maka Allah menegur kita dengan kegagalan dan kehilangan, agar kita sadar jangan berambisi dengan dunia, bahwa harta hanya titipan, bahwa dunia hanya sementara. Begitulah terkadang cara Allah menegur kita, agar kita tidak melampaui batas, agar kita tidak merasa hebat, agar kita banyak bersyukur, agar kita dapat merenung, tidak sombong dan kembali kepada-Nya. Sebab dengan ujian dan musibah menjadikan kita sadar bahwa kita ini lemah dan kita bukan siapa-siapa jika tanpa Allah. Tanpa teguran dari Allah Ta’ala Yang Maha Baik maka kita akan jadi sombong dan melakukan syariat. Baca juga Si Miskin Tunanetra Ini Bikin Nabi Muhammad Dapat Teguran Allah Wallahu A’lam wid

cara allah menegur hambanya